CONTOH TRADISI ISLAN NUSANTARA


BEBERAPA CONTOH
TRADISI ISLAM NUSANTARA





Pengertian Tradisi Islam Nusantara

Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan dalam masyarakat. Sebelum Islam datang, masyarakat Islam sudah mengenal berbagai kepercayaan. Kepercayaan masyarakat yang sudah turun temurun dan mendarah daging tidak mungkin dihilangkan begitu saja. Dengan demikian tradisi Islam merupakan akulturasi antara ajaran Islam dan adat yang ada di nusantara.

Tradisi Islam di nusantara merupakan metode dakwah yang dilakukan para ulama saat itu. Para ulama tidak menghapus secara total adat yang sudah berlangsung di masyarakat. Mereka memasukkan ajaran-ajaran Islam dalam adat tersebut, dengan harapan masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan ajaran Islam dapat diterima.

Kesenian dan Adat Nusantara

Wayang

Kesenian wayang di nusantara merupakan hasil karya seorang ulama yang terkenal, yaitu Sunan Kalijaga. Wayang dimanfaatkan Sunan Kalaijaga sebagai media dakwah dalam menyebarkan agama Islam di nusantara. Masyarakat Jawa Tengah khususnya menganggap kesenian wayang tidak sembarangan kesenian. Wayang mengandung nilai filosofis, religius dan pendidikan.

Cerita-cerita yang ditampilkan misdalnya, Jamus Kalimasada, Wahyu Tohjali, Wahyu Purboningrat dan Babat Alas Wonomarto.

Sebelum diadakan pentas atau pagelaran wayang Sunan Kalijaga terlebih dahulu mengadakan dakwah, wejangan atau nasihat keislaman, kemudian mereka diajak mengucapkan Syahadat, dengan demikian mereka sudah masuk Islam

Kasidah

Kasidah berasal dari bahasa Arab Qasidah, artinya puisi yang lebih dari empat belas bait. Kasidah merupakan jenis seni suara yang bernafaskan Islam. Lagu-lagu yang dinyanyikan berisikan unsusr-unsur dakwah Islamiah dan nasihat-nasihat yang sesuai ajaran Islam. Lagu-lagu kasidah biasanya dibawakan dengan irama gembira dan diiringi rebana.

Rebana pada awalnya adalah instrumen yang mengiringi lagu-lagu keagamaan seperti puji-pujian terhadap Allah swt, solawat kepada Rasulullah saw atau syair-syair Arab. Karena fungsi yang dimainkan itulah maka disebut rebana. Rebana berasal dari kata rabbana yang berarti wahai Tuhan kami.

Kesenian kasidah mulai tumbuh seiring berkembangnya kesenian trtadisional Islam yang ada di tengah masyarakat Indonesia, seperti zikirdan salawat. Lagu-lagu yang berasal dari zikir dan salawat itu biasanya disajikan dalam acara-acara perayaan, seperti Maulud Nabi, Isra Mi’raj atau acara pernikahan. Masuknya lagu-lagu Arab modern ke Indonesia membuat paraseniman Islam Indonesia memadukan antara kesenian tradisional dan lagu-lagu tersebut. Kasidah mulai populer sekitar tahun 1960-an tetapi masih bersifat lokal, Tahun 1970 kasidah sudah berkembang secara luas di Indonesia.

Perkembangan kesenian kasidah disadari adanya kesepakatan para ulama-ulama hukum Islam bahwa seni adalah mubah (boleh). Mereka berpendap[at bahwa pemanfaatan untuk tujuan kebaikan dan disajikan secara baik, hukumnya boleh.

Hadroh

Hadrah adalah suatu kesenian dalam bentuk seni tari dan nyanyian yang bernafaskan Islam. Lagu-lagu yang dibawakan berisi ajaramn Islam, sedangkan musiknya menggunakan rebana dan genjring. Hadrah biasanya disajikan pada acara, selamatan kelahiran, khitanan, pernikahan tu dakwah Islam seperti pengajian maupun Tabligh akbar.

Sekaten

Sekaten adalah perayaan Maulid Nabi Muhammad saw, yang diadakan di Yogyakarta dan di Surakarta. Kata Sekaten berasal dari bahasa Arab Syahadatain (dua kalimat syahadat). Syahadatain merupkan wujud pengakuan keislaman seseorang. Sekaten mulai diperkenalkan oleh Raden Fatah di Demak pada abad XVI. Pada saat itu ribuan orang beralih agama Islam dengan mengucxapkan Syahadatain.

Di Yogyakarta dan Surakarta, sekaten menjadi lambang kekuatan dan keberanian pendiri Kerajaan Mataram Islam. Tepat pada hari Maulid Nabi Muhammad saw (12 Rabi’ul Awwal) semua pusaka kerajaan dibersihkan secara khusus. Setelah itu diarak mwengelilingi jalan-jalan kota untuk dipertunjukkan kepada masyarakat luas. Perayaan sekaten itu diadakan setiap satu tahun sekali, yang dikenal dengan istilah Muludan.

Masyarakat yang akan melihat perayaan saat itu tidak dipungut biaya hanya diminta supaya mengucapkan dua kalimah Syahadat sebelum masuk ke arena sekaten (alun-alun kerajaan).

Adat Melayu

Kehidupan orang Melayu (Riau) selalu diwarnai dengan upacara adat sebagai warisan tradiusi nenek moyang mereka. Masuknya agama Islam, sedikit mempengaruhi dalam pelaksanaan upacara adat tersebut. Misalnya kelahiran anak anak hingga masuk dewasa.

Anak yang baru lahir, jika bayi itu laki-laki segera diazankan, sedangkan bayi perempuan diiqamahkan. Khusus bayi perempuan lidahnya ditetesi madu dengan menggunakan kain. Hal tersebut dimaksudkan agar anak tersebut memiliki kata-kata yang manias semanis madu.

Setelah beberapa hari kelahiran diadakan akikah sesuai ajaran Islam. Bayi laki-laki disembelihkan dua ekor kambing, sedangkan bayi perempuan diakikahkan dengan satu ekor kambing. Selain diakikahkan juga dilakukan pemotongan rambut.

Ketika bayi berusia tiga bulan diadakan upacara yang disebut mengayun budak. Bagi bayi perempuan diadakan pelubangan telinga yang disebut batindik untuk dipasang perhiasan. Pada usia enam bulan diadakan upacara turun tanah, yaitu ketika bayi itu menjejakkan kakinya pertama kali di tanah.

Pada usia anak masuk tujuh tahun, orang tuanya akan mengantarkannya kepada guru ngaji untuk belajar al-Qur’an, bersilat dan menari zapin. Pada saat itulah anak dikhitan, baik laki-laki maupun perempuan. Dalam acara bersunat, pesta perayaannya dimeriahkan dengan kesenian gazal dan langgam. Khusus bagi laki-laki khitan dilakukan setelkah ia tamat al-Qur’an yang ditandai dengan upacara berkhatam ngaji. Kebanggan bagi orang tua jika anaknya telah tamat al-Qur’an. Sebaliknya aib bagi orang tua jika anaknya tidak khatam membaca al-Qur’an.

Khitan merupakan sebuah pertanda bahwa anak yang bersangkutan telah dewasa dan. Mereka mulai memisahkan diri dengan orang tua dengan cara tidur di surau atau masjid. Anak laki-laki yang sudah dewasa disebut bujang, sedangkan anak perempuan disebut gadis.

Adat Minang

Menurut adat minang, anak laki-laki yang sudah menginjak usia akil baligh harus segera dikhitan dan belajar ngaji. Masyarakat Minang mempunyai adat kebiasaan dalam rangka mengantarkan anak laki-lakinya menuju masa kedewasaan. Misalnya upacara khitanan. Upacara tersebut sebagai tanda bahwa anak laki-laki tersebut sudah dianggap dewasa, sekaligus untuk mengislamkan dirinya. Adsapun anak perempuan yang masuk usia dewasa diadakan upacara merias rambut (menata konde) diadakan apabila anak tersebut telah mendapatkan haidh.

Adat Bugis

Di Bugis terdapat tarian adat yang disebut tari pergaulan. Tarian dimainkan secrara berkelompok yang dimainkan beberapa kelompok perempuan atau sekelompok laki-laki. Tidaka ada sekelompok laki-laki dan perempuan menjadi satu. Tarian yang dimainkan oleh sekelompok perempuan dan sekelompok laki-laki disebut Pakarena Burakne. Adapun tarian yang dimainkan oleh sekelompok perempuan disebut Pakarena Baine. Kedua jenis tarian ini menggambarkan kehalusan putra putri Bugis. Tari pergaulan sering kali disajikan dalam berbagai upacara seperti pernikahan, khitanan atau hajatan.

Adat Sunda

Masyarakat Jawa Barat sebagian besar menganut agama Islam. Meskipun demikian, banyak dapat yang masih berlaku. Kelahiran bayi merupakan suatu peristiwa yang didambakan oleh kedua orang tuanya. Apabila lahir bayi laki-laki maka diazankan di telinga sebelah kanan dan diiqamahan di telinga sebelah kiri. Seedangkan bayi perempuancukup diiqamahkan.

Khitan atau suna dilakukan apabila anak telah berumur 7-8 tahun. Tukan khitan disebut Paraji Sunat.

Adat Madura

Madura mempunyai beberapa kesenian seperti Sandur. Sandur mempunyai beberapa arti. Di Madura Timur Sandur memiliki arti nyanyian ritual, meniru suara gamelan denan mulut dan tata cara menghibur diri. Di Madura Barat khususnya di Bangkalan sandur memiliki arti pertunjkan teater komedi yang dahulu disebut slabadan, atau yang disebut Sandur Madura.

Sandur dikenal sebagai teater rakyat yang seluruhnya dmainkan oleh kaum laki-laki. Tema cerita yang diangkat berkisar tenang konflik rumah tangga.Sandur dipresentasikan dengan penuh kesahajaan, blak-blakan, lugas dan komedi.Sandur memiliki kemiripan dengan kesenian Jawa, seperti Ludruk dan teater daerah.







0 Comments:

Post a Comment