Socrates adalah sangat besar
berpengaruh terhadap pemikiran Plato, ia adalah murid setia Socrates yang
banyak mewarisi tradisi keilmuan dan filsafat gurunya, malalui Plato
pemikiran-pemikiran Socrates dilestarikan, Socrates mempunyai kelemahan
karena buah atau hasil dari pemikirannya tidak ditulis dalam bentuk tulisan
oleh Plato, adalah kemudian Plato berinisiatif menulis semua
pemikiran-pemikiran gurunya, melalui karya Plato yang fenomenal
diantarannya; dialog, republic, negara dan apologia.
Nilai-nilai atau pandangan Plato pada
dasarnya adalah pandangan tentang kebajikan
sebagai dasar negara ideal, ajaran Socrates kebajikan pengetahuan
adalah diterima secara taken for granted, jadi penulis melihat bahwa
pemikiran Plato nilai- nilai orisionalitasnya dipertannyakan, penulis
berani mengatakan bahwa pemikiran Plato tidak ada, tapi yang ada adalah
kelanjutan pemikiran Socrates saja yang ditulis dan dilanjutkan oleh Plato,
artinya Plato hanya melanjutkan pemikiran Socrates yang kemudian
dikembangkannya yang tidak terlalu mendalam, jadi menurut penulis kita tidak boleh terlalu
mengagung-agungkan pemikiran Plato itu sendiri.
Menurut Plato negara ideal menganut
prinsip yang mementingkan kebajikan. Kebajikan menurut Plato adalah
pengetahuan. Apapun yang dilakukan atas nama Negara harus dengan tujuan
untuk mencapai kebajikan, atas dasar itulah kemudian Plato memandang perlunya
kehidupan bernegara. Tidak ada cara lain menurut Plato untuk membanguan
pengetahuan kecuali dengan lembaga-lembaga pendidikan, inilah yang kemudian memotivasi Plato
untuk mendirikan sekolah dan akademi pengetahuan.
Plato menilai negara yang mengabaikan
prinsip kebajikan jauh dari negara yang di dambakan oleh manusia, sehinga
negara yang ideal menurut Plato adalah negara negara yang menjunjung
kebajikan. Plato mengambarkan seorang filsuf adalah dokter, filsuf meski
mengetahui penyakit-penyakit yang dialami oleh masyarakat, mampu
mendiagnosa dan mendeteksi sejak dini. Plato beranggapan munculnya negara
adalah akibat hubungan timbal balik dan rasa saling membutuhkan antar
sesama manusia.
Plato berangapan munculnya negara
karena adanya hubungan timbal balik dan rasa saling membutuhkan antara
sesama manusia, manusia juga dianugerahi bakat dan kemampuan yang tidak
sama, pembagian kerja-kerja sosial muncul akibat adanya perbedaan alami,
masing-masing memiliki bakat alamiah yang berbeda, perbedaan bakat dan
kemampuan justru baik bagi kehidupan masyarakat, karena menciptakan saling
ketergantungan, setiap manusia tentu tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya
secara subsistensi, yang untuk memenuhi kebutuhan tersebut membutuhkan
orang lain, negara dalam hal ini berkewajiban memperhatikan pertukaran
timbal balik, dan berusaha agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.
Negara ideal menurut Plato juga
didasarkan pada prinsip-prinsip larangan atas kepemilikan pribadi, baik
dalam bentuk uang atau harta, keluarga, anak dan istri inilah yang disebut
nihilism. Dengan adanya hak atas kepemilikan menurut filsuf ini akan
tercipta kecemburuan dan kesenjangan sosial yang menyebabkan semua orang
untuk menumpuk kekayaannya , yang mengakibatkan kompetisi yang tidak sehat.
Anak yang baru lahir tidak boleh dikasuh oleh ibu yang melahirkan tapi itu
dipelihara oleh Negara, sehinga seorang anak tidak tahu ibu dan bapaknya,
diharapkan akan menjadi manusia yang unggul, yang tidak terikat oleh ikatan
keluarga dan hanya memiliki loyalitas mati terhadap negara.
Plato juga tidak memperkenankan
lembaga perkawinan, tak seorang pun yang dapat mengklaim istri mereka,
istri hanya bisa menjadi hak kolektif, hubungan seks yang dilakukan tidak
boleh monogam melainkan poligami, Plato melihat lembaga perkawinan membuat
ketidaksamaan antara laki-laki dan perempuan, yang lembaga perkawinan telah
mengekang bakat alami manusia dan membuat diskriminasi.
Pemikiran Plato yang anti
individualism yang telah merusak kehidupan sosial masyarakat Athena,
manusia menjadi individualism hanya mementingkan kebutuhan diri mereka
sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain. Padahal kehidupan bernegara
menekankan petingnya saling ketergantungan sesama warga negara.
Ada tuduhan yang mengatakan bahwa
Plato adalah anti demokrasi, adalah argumentasi ini membenarkan tuduhan
itu. Mengapa Plato menjadi anti demokrasi, pemikiran Plato tidak terlepas
dalam konteks sosio-hostoris kehancuran Athena. Kehancuran Athena menurut
Plato bukan hanya karena kekalahan Athena dalam perang peloponesos.
Kemenanagan Sparta atas Athena menunjukkan prinsip-prinsip dari kenegaraan
bersifat Aristokrat militeristik yang ternyata lebih unggul dibandingakan
dengan struktur kenegaraan Athena yang demokratis. Inilah yang melahirkan
karya-karya Plato dalam judul republik. Dalam buku ini Plato secara tegas
menunjukkan simpati dan kekagumannya kepada sistem kenegaraan otoriter
Sparta dan antipatinya kepada demokrasi. Plato menuduh kehancuran Athena
disebabkan akibat demokrasi yang lemah dan disintegrasi serta tidak stabil.
Di Negara demokrasi setiap orang
berhak dan memiliki kebebasan dalam melakukan apa yang dikehendakinya,
tanpa ada kontrol yang ketat dari negara, karena adanya kebebasan setiap
orang berhak dalam mengkritik orang lain, terlepas apakah yang di kritik
tersebut rakyat atau negara. Bila kekuatan saling mengkritik tanpa adanya
control pemerintah, maka akan
menimbulkan kekacauan social.
|