Juzaimah
raja perkasa di negeri Hirah, 200 tahun SM, bersaiang memperebutkan wilayah
kekuasaan dengan Raja Ameer, penguasa negeri Syam di Kawasan Irak-Syiria
sekarang ini. Dalam peprangan Amer dapat dikalahkan dan tewas karena
luka-luka yang mencederainya dirinya.
Jauh
sebelum ia meninggal ia telah meninggalkan kepada calon penggantinya,
putrinya sendiri yang cantik dan menawan, cerdas yang saat wasiat itu
diberikan dirinya masih belasan tahun namanya zaba. Pesan wasiatnya adalah
harapan agar kelak Zaiba mampu membalas dendam ayahnya kepada Juzaimah.
Ketika
suasana kian reda pemerintah telah normal kembali dan rasa dendam itu
telah tiada, Zaiba mulai
merencanakannya. Zaba mulai melakukan perkenalan dengan Juzaimah dengan
menulis sepucuk surat.
Paduka yang mulia ...
Kini permusuhan sudah tidak ada gunanya lagi
Permusuhan hanya akan menyengsarakan rakyat kita
Alangkah indahnya bila kita menjalin cinta
Baginda sebagai raja, dan aku sebagai
permaisurinya
Negeri disatukan, dan kita bangun bersama
Untuk itu, bila berkenan
Kami mengundang Baginda Raja untuk menerimanya
Surat itu benar-benar mengena. Bagi
Juzaimah ibarat pucuk dicinta ulam tiba. Dan sudah beberapa lama
membayangkan wilayah yang semakin luas, bersanding dengan wanita cantik
jelita. Apalagi hampir semua Penasehat dan Wazir mendukungnya. Hanya si
cebol (Qushair) yang memberi pertimbangan, agar sebaiknya Zaiba yang datang
menghadap Juzaimah, bukan dirinya yang menghadap zaba. Ingatlah, darah
ayahnya tertumpah karena paduka.
Tapi nasehat ini tidak dihiraukan.
Apa lagi Amer bin Adiy, masih anak saudara perempuan Juzaimah, orang dekat
yang sangat dipercaya, sependapat dengan Raja.
Keberangkatan pengantin yang penuh
kebesaran pun di atur. Selama melawat, ditunjuk Raja Ad Interim, Amer bin
Adiy. Si Cebol sendiri ikut dalam iring-iringan Juzaimah.
Saat rombongan mendekati kerajaan
Syam, penjemputannya pun sudah disiagakan sebagai penyambutan yang luar
biasa, dengan mengerahkan pasukan pengawal yang gagah perkasa. Raja menoleh
kepada si Cebol. Bagaimana pendapatmu ?
Kata Qushair, saya tidak ragu,
tentara Zaiba segera datang. Bila mereka menyanbut, lalu berada di depan
untuk menunjukkan jalan, kita aman. Tetapi kalau mereka di belakang,
lebih-lebih kalau mereka mengambil posisi di samping, Baginda harus cepat
melompat ke kuda, dan lari menyelamatkan diri.
Tetapi pada saat pembicaraan masih
belum selesai, tentara Zaiba sudah mengepung. Qushair sempat melompat dan
lari menuju Hira, lapor kepada Adiy. Juzaimah pun dieksekusi secara khusus,
dan seluruh pengawalnya habis dibantai.
Kini posisi Hira dan Syam
kosong-kosong, tetapi Ratu zaiba tidak kehilangan kewaspadaan. Dibangunnya
pertahanan dan keamanan dengan sangat kuat. Dibangun juga tempat-tempat
rahasia, lobang-lobang rahasia, tempat persembunyian khusus yang dapat
menyelamatkan diri untuk lari dan meloloskan diri jika situasi dalam
keadaan genting dan tidak menguntungkan.
Setelah situasi terasa aman, damai
dan mengendap, di Hira, si Cebol sedang mencari akal. Ia pun menghadap Raja
Adiy dan berkata:
-Tolonglah, potong hidung dan telinga saya.
-Saya tidak mungkin berbuat
itu kepadamu
-Kalau baginda tidak
bersedia saya akan lakukan sendiri.
Si Cebol pun lari menghadap saba.
Ia bercerita, bahwa dirinya disiksa Juzaimah karena disalhkan menasehati
Juzaimah untuk datang kemari dan menemui ajalnya. Ratu Zaba percaya, dan si
Cebol diberi suaka politik. Diberi tempat di lingkungan istana dan dapat
bertemu ratu kapan saja.
Satu hari ia pamitan akan ke Hira
untuk mengambil hartanya yang sangat banyak. Padahal disana ia menemui Adiy
mengatur siasat rahasia. Kembali ke Syam, memang membawa raja-brana yang sangat dikagumi dan
disukai Sang Ratu. Ratu pun memberikan izin dan tidak menaruh kecurigaan
yang lain, padahal kepergianyya itu hanya semata akan berunding dengan Raja
Hira agar harta itu dikirim dengan ribuan onta. Dipunggungnya digantung
karung-karung berisi tentara. Raja Adiy ditugasi menyamar dan menjaga pintu
lobang pengungsian rahasia.
Waktu barisan onta dengan muatan
sarat tampak tampak di tengah sahara, Ratu zaba kagum melihat harta begitu
banyaknya. Tetapi saat kuli membuka glangsing, berhamburanlah tentara
dengan sepenuh senjata. Ratu zaba pun lari pontang-panting ke terowongan
rahasianya. Di sana Adiy sudah menunggunya. Sebelum pedang menghujam Zaba
menelan Racun: “Saya mati dengan tanganku sendiri, bukan dengan raja Hira”.
Beberapa orang ingin
berkuasa dan mendapat kedudukan dengan berbagai strategi dan politik.
Segala upaya dan kekuatan barangkali harus dipersiapkan untuk dapat meraih
kemenangan. Jangan meremehkan peran Si Cebol. Dia lompat kesana dan kemari
tanpa diketahui orang. Dia lah yang pasti menjadi pemenangnya
Disalin
dari majalah Aula No. 01 Tahun XXVI Januari 2004
|