Psikologi mempelajari
perilaki psikologis sosial mempelajari perilaku individu dalam kelompok
sosial; dan sosiologi mempelajari kelompok dan struktur sosial tempat
terjadinya proses kelompok. Sosiologi mencurahkan perhatiannya kepada
organisasi sosial, struktur sosial dan proses sosial. Yang menjadi obyek
penelitiannya ialah kelompok, sistem sosial, dan lembaga. Sosiologi
membahas, menggambarkan dan memahami keteraturan dan ketidakteraturan
sosial. Sosiologi keluarga berusaha berusaha menjelaskan keteraturan sistem
keluarga, struktur, fungsi dan perubahan. Dalam meninjau keluarga secara
sosiologis, kita dapat menggunakan berbagai rangka teoritis:
struktur-fungsional, konflik sosial, interaksi simbolis, pertukaran sosial,
dan sebagainya. Di sini, akan digunakan kerangka teoritis
struktural-fungsional, dengan membatasi pembicaraan pada analisis fungsi
keluarga.
Konsep-Konsep
Pokok
Perkawinan adalah
1.
Ikatan seksual yang disahkan secara
sosial, dimulai dengan,
2.
Pengumuman terbuka; diusahakan
dengan,
3.
Gagasan kelestarian, dan
mengasumsikan secara agak eksplisit,
4.
Kontrak pernikahan,
yang merinci kewajiban timbal balik antara pasangan yang menikah, dan
antara pasangan tersebut dengan anak-anaknya. (J. Guold dan W.L. Kolb, A. Dictionary of the social science,
Glencow: Free Press, 1964, h. 409)
Perkawinan adalah
prasyarat organisasi keluarga. Keluarga adalah dua orang atau lebih yang
tinggal bersama dan terikat karena darah, perkawinan, dan adopsi.
(H.Reading, A. Dictionary of the
social science, London: Rotlege and Kegan Paul, 1983, h. 84). Menurut J.R
Eshlemen, keluarga mengandung beberapa unsur :
1.
Keluarga lahir sebagai hasil
perkawinan.
2.
Keluarga terdiri atas orang-orang
yang terikat karena perkawinan, darah atau adopsi.
3.
Anggota keluarga memiliki tempat
tinggal yang sama.
4.
Anggota-anggota keluarga mempunyai
hak dan kewajiban timbal balik satu sama lain.
5.
Keluarga mempunyai fungsi utama
sosialisasi, terutama untuk anak-anak. (J.R.
Eshleman, The Family: An Introduction, Boston: Allyn and Bacon Inc, 1978,
h. 86)
Keluarga Muslim adalah
keluarga yang terikat dengan norma-norma Islam, dan berusaha menjalankan
fungsi keluarga sesuai dengan norma-norma tersebut.
Fungsi
Keluarga
Keluarga mempunyai
paling sedikit :
1.
Fungsi ekonomis: Keluarga merupakan
satuan sosial yang mandiri, yang disitu anggota-anggota keluarga
mengkonsumsi barang-barang yang diproduksinya.
2.
Fungsi sosial: Keluarga memberikan
prestise dan status kepada anggota-anggotanya.
3.
Fungsi educatif: Memberikan
pendidikan kepada anak-anak dan remaja.
4.
Fungsi protektif: Keluarga
melindungi anggota-anggotanya dari ancaman fisik, ekonomis dan
psiko-sosial.
5.
Fungsi religius: Keluarga
memberikan pengalaman keagamaan kepada anggota-anggotanya.
6.
Fungsi rekreatif: Keluarga
merupakan pusat rekreasi bagi anggota-anggotanya.
7.
Fungsi afektif: keluarga memberikan
kasih sayang dan melahirkan keturunan.
Tuntutan
Islam Dalam Meningkatkan Fungsi Keluarga
Keluarga akan kokoh,
bila seluruh fungsi di atas berjalan seperti seharusnya. Apabila
pelaksanaan fungsi di atas dihilangkan atau dikurangi, maka terjadilah
krisis keluarga. Misalnya bila keluarga gagal melaksanakan fungsi educatif
(menanamkan norma-norma Islam), maka anak yang lahir dalam keluarga itu
tidak berhasil disosialisasikan. Kesalinghubungan antara anak dan orang tua
akan mengalami konflik, apabila fungsi-fungsi itu tidak berjalan secara
memadai. Misalnya, bila fungsi sosial terlalu menonjol dan mengabaikan
fungsi afektif, maka keluarga akan mengalami perpecahan. Marilah kita lihat
bagaimana prinsip-prinsip Islam dalam memperkuat fungsi keluarga, sehingga
terbentuk keluarga Muslim yang “menjadi
teladan buat orang-orang takwa” (QS.25:24) :
1.
Islam memandang perkawinan sebagai
“perjanjian yang berat” (QS.4:21), yang menuntut setiap orang yang terikat
di dalamnya untuk memenuhi hak dan kewajibannya. Islam mengatur hak dan
kewajiban suami-istri, orangtua dan anak-anak, serta hubungan mereka dengan
keluarga yang lain.
2.
Islam memandang setiap anggota
keluarga sebagai pemimpin dalam kedudukannya masing-masing. Nabi saw,
berkata, “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan ditanya tentang
kepemimpinannya. Laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan akan
ditanya tentang kepemimpinannya; seorang istri adalah pemimpin di rumah
suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya; seorang pembantu adalah
pemimpin dalam harta majikannya, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya;
semua kamu adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.
3.
Islam mengajarkan prinsip adil
dalam membina keluarga. Adil berarti melakukan fungsi-fungsi keluarga
secara memadai. Tampaknya Islam meletakkan fungsi keagamaan sebagai fungsi
paling utama keluarga. Perkawinan dianggap sebagai ikatan suci yang
mempunyai dimensi duniawi dan ukhrawi sekaligus. Bersumber dari keagamaan
inilah, keluarga menghidupkan fungsi mendidik, melindungi, dan kasih
sayang. Fungsi ekonomis, sosial dan rekreatif, akan tumbuh sendiri, bila
fungsi keagamaan dan fungsi mendidik dilaksanakan.
4.
Islam memandang keluarga sebagai
komponen terkecil dalam ikatan jamah Islamiah. Setiap keluarga diharuskan
hidup dalam jamaah, mengembangkan dan dikembangkan oleh jamaah. Karena itu,
pembinaan keluarga dalam Islam erat kaitannya dengan jamaah.
Kesimpulan
Disini hanya disajikan
pokok-pokok pikiran sebagai bahan diskusi. Saya ingin memberikan semacam
alat analisis untuk meneliti keluarga Muslim secara sosiologis. Secara
singkat, keluarga Muslim adalah satuan terkecil dalam sistem sosial umat
Islam. Islam memandang keluarga tidak saja sebagai tempat ketentraman,
cinta dan kasih sayang. (QS.30:21), tetapi juga sebagai suatu perjanjian
berat yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Tujuan
ideal keluarga Muslim ialah lilmuttaqina imaman. Untuk itu, setiap
keluarga, setiap rumah tangga, adalah masjid, yang memberikan pengalaman
beragama bagi anggota-anggotanya; sebuah madrasah yang mengajarkan
norma-norma Islam; sebuah benteng yang melindungi anggota-anggota keluarga
dari gangguan-gangguan Jin dan manusia; sebuah rumah sakit yang memelihara
dan merawat kesehatan jasmani dan ruhani anggota-anggotanya; dan sebuah
kompi dalam hizbullah yang berjuang menyebarkan rahmat ke seluruh alam.
|