ARSIP 03



Berikut adalah contoh sebuah pesan yang dibaca ketika dilaksanakan prosesi Perpisahan dan Pelepasan  pada sekolah, yang dibaca oleh Pengurus OSIS diiringi musik instrumental mungkin yang melankolis di akhir kegiatan atau saat siswa Kelas IX berjabat tangan dengan Dewan Guru, Karyawan, maupun Tamu Undangan lainnya.


SEBAIT PUISI UNTUK SAHABATKU


Sahabatku ...
Tiga tahun sudah perjuanganmu telah kau lalui ...
Tiga tahun sudah masa mudamu besar  bersama kami ..
Kau, aku dan sahabat yang ditinggalkan  ...
Adalah tiga sahabat teman sebaya dalam satu kebersamaan ...
Kau yang telah tunjukkan kehebatanmu ...
Aku yang telah tunjukkan rasa kasih sayangku ..
Atau kalian yang terlalu cepat meninggalkan kebersamaan ini ...
Semua ini tak terpisahkan dengan suka citaku ...

Sahabatku ...
Hidup ini terasa singkat untuk orang sepertimu ...
Hidup ini terasa ringan untuk orang yang memiliki cita-cita seperti dirimu ...
Bertemu seperti pagi kemarin ...
Bersama seperti lusa kemarin ...
Bahkan kebersamaan seperti seminggu yang lalu ...
Detik yang tak pernah berhenti ...
Waktu yang terus bergulir ...
Tiada terasa lepasmu dari sekolah ini menjemput bersama hari barumu ...
Mungkin seperti itulah dunia terus berputar ...

Sahabatku ...
Tiada terasa waktu yang sedang kualami ...
Tiada terasa detik yang terus bergulir ...
Terus menerus merapat bersama perjuanganmu ...
Kau yang terus tetap tegar ...
Kau yang terus mengejar masa depanmu ...
Seperti guliran darah yang terus menerus mengalir ...
Namun itu semua belum terhenti ...
Tetapi itu semua belumlah berakhir ...

Sahabatku ...
Masih panjang harapan itu untuk sebuah cita-cita ...
Masih banyak kau temukan rintangan yang menghadang di depanmu ...
Rintangan yang menjadi tantangan ...
Tantangan yang menjadi bekal semangatmu ...
Semua itu lekat dengan ketegaranmu ...

Sahabatku ...
Ketika kebersamaan itu ada bersamaku ...
Ketika itu ada sebaris pengalaman yang kudapat ...
Dan ...
Ketika kebersamaan itu ada di hari ini ...
Ketika itu ada seberkas persahabatan yang tak hilang ...
Meski kadang kau telah berpisah ...
Meski kadang kau telah berada di rumahmu sendiri ...
Bahkan meski kadang kau telah menjadi dewasa di hari tuamu ...
Maka persaudaraan itu terus terjalin ...

Sahabatku ...
Walau kebersamaan ini dibatasi antara pertemuan dan perpisahan ...
Atau meskipun cita-cita dibatasi antara perjuangan dan doa ...
Dan tatakala harapan hari ini dipisahkan antara kenyataan dan kemampuan ..
Semua itu tak akan merubah ketegaranmu dalam menyongsong masa depanmu ...
Bahkan tak akan menjadi noda bagi perjuanganmu ...

Sahabatku ...
Raihlah impian bersama seluruh semangatmu ...
Gapailah impian itu meski kadang tidak semudah apa yang sesungguhnya ...
Impianmu adalah masa depanmu ..
Impianmu adalah masa usia senjamu ...
Impianmu adalah kehidupan bagi cita-citamu ...
Cita-citamu hanya akan diukir oleh semangatmu sendiri ...

Sahabatku ...
Dalam perjalanan cita-citamu ini ...
Dan ...
Dalam perjalanan menggapai harapan ini ...
Ada yang seharusnya ada bersama ketegaranmu ...
Ada doa yang terus kau panjatkan ...
Ada kemauan yang terus kau nyalakan ...
Bahkan ada niat yang tulus dari hati kecilmu ...

Sahabatku ...
Meski apa yang sesungguhnya sulit bagiku untuk ku ucapkan ...
Dan ...
Meski terkadang ucapan itu berat kunyanyikan ...
Namun itu semua bagian dari takdirmu ...
Aku yang harus memahami ketika kau tak ada ...
Aku yang harus mengenang ketika kenangan itu tercipta bersama dirimu ...
Tak ada kuasaku jika pergimu sama seperti pergiku hari ini ...
Pergi ke pangkuan orang tuamu demi perjalanan hidupmu ...
Pergi ke jalan lain meraih harapan ilmu yang harus kau dapat ...
Semua itu bukan akhir dari tujuan ...
Ada dunia baru yang kelak kau alami ...
Ada semangat baru yang kelak kau berikan bagi saudaramu ..
Bahkan ...
Ada yang menerima dan mewariskan harapan ...
Kini terasa sudah bahwa pergimu adalah perpisahan yang sedang terjadi ...

Sahabatku ...
Jangan menyerah merasa kalah bila itu yang terbaik bagi masa depanmu ...
Jangan merasa menyerah jika pilihan atas pendidikanmu adalah yang terbaik ...
Jangan biarkan masa mudamu habis bersama rasa malasmu ...
Sesungguhnya hidup ini sangat berarti ...
Sesungguhnya kehidupan ini hanya akan berarti bila ada ilmu yang kau dapat ...
Ilmu adalah penerang bagi jalan kehidupanmu ...
Raihlah bagimu ilmu demi hari tuamu ...

Sahabatku ...
Jika harapan itu sama seperti harapanku ...
Maka sesungguhnya perpisahan itu sedang terjadi ...

Sahabatku ...
Bila penantian untuk sebuah perpisahan dibatasi oleh waktu yang panjang ...
Jika penantian untuk sebuah pertemuan dibatasi oleh perjuangan yang lama ...
Maka sesungguhnya kau akan kembali disini bersama ilmu yang kau dapat ...

Sahabatku ...
Tiada gelisah nampak di wajahmu ...
Tiada resah karena ketabahan hati ...
Meski kadang ada titik air mata jatuh di pangkuanmu ...
Meski kadang ada ucapan yang tersendat karena pengakuan salahmu ...
Salah dan khilaf pada orang tuamu ...
Salah khilaf pada guru-gurumu ...
Salah dan khilaf pada orang-orang terdekatmu ...
Bahkan salah dan khilaf pada Tuhanmu sendiri ...

Sahabatku ...
Renungkanlah satu detik untuk khilafmu dalam tiga tahun yang lalu ...
Renungkanlah satu detik untuk kebaikanmu bagi orangtuamu ...
Orang tua yang melahirkanmu ...
Orang tuamu yang membesarkanmu ...
Orang tuamu yang telah berjuang demi ilmu yang kau dapat ...
Orang tua yang tak ingin mewariskan kebodohan atas dirimu ..
Dia adalah ayah dan ibumu ..

Sahabatku ...
Renungkan dan sadarilah ...
Bahwa ilmu  yang kau dapat karena jasa guru-gurumu ...
Seberapa jauh telah kau bhaktikan kebaikanmu atas jasanya ...
Seberapa pantaskah hormat dan patuhmu atas perhatiannya ...
Hapuslah kesombongan dan keangkuhan yang bersarang di hatimu ...
Jangan kau hapus jasanya karena kau merasa pandai ...
Jangan kau lenyapkan teladan yang diberikan karena kau merasa paling hebat ...
Jangan kau balas kebaikannya dengan kedengkianmu ...
 
Sahabatku ...
Di sini di sekolah  tercinta ini ...
Di sini di sekolah tempat kita bersatu ...
Di sini pula berpisah itu terjadi ...
Dan ...
Di sini pula aku yang termuda karena yang tertua telah meniti jalan baru ...

Sahabatku ...
Jangan kau lupakan Tuhan dalam setiap perjuangan baikmu ...
Jangan kau berpaling dari pertolongan_Nya ...
Karena Dia lah yang selalu membimbingmu ...
Dekatkan dirimu dalam setiap kesulitan ...
Karena Dia lah penolong yang sejati ...

Sahabatku ...
Selamat berpisah ...
Meski itu hanya dilahir ...

Sahabatku ...
Selamat berpisah ...
Berpisah untuk bertemu kembali ...
Berpisah untuk sebuah cita-cita ...
Berpisah untuk sebuah pengalaman ...
Bahkan berpisah untuk sebuah kemenangan ...
Doaku ada bersama masa depanmu ...





Logo Almamater

Panggung Apresiasi Dan Seni Anak Bangsa



PERPISAHAN dan PELEPASAN
SISWA – SISWI KELAS IX
SMP NEGERI INDONESIA

Dalam Menghadapi Perubahan Dan Untuk  Menjadi Manusia Unggul Hanya Ada Satu Jalan Yang Harus Kita lakukan
Yaitu Selalu Memperbaiki Diri  Dan Belajar Terus Menerus

Indonesia, 15  Mei 1990


Untuk Background Tulisan Mungkin Gambar Almamater Atau Kegiatan Siswa


0 Comments:

Post a Comment